Asal Mula Masa Paskah
Akhirnya,
hari ini umat Nasrani sejagad merayakan kebangkitan Kristus, yang disebut
PASKAH. Berarti kebangkitan Yesus Kristus dari kematian dan kebangkitannya
memberikan pengharapan bagi yang percaya kepadaNya.
Paskah,
sebelum dirayakan seperti sekarang ini, dulunya dirayakan sebagai Passover. Yaitu
peringatan keluarnya segenap umat Israel dari keturunan Yakub bin Ishak
bin Abraham, keluar dari perbudakan di Mesir selama sekitar 400 tahun. Harap
dibedakan umat Israel pada saat itu adalah benar-benar berasal dari Israel,
yaitu dari keduabelas anak laki-laki Yakub, yang mendapatkan nama Israel
diberikan oleh Allah sendiri setelah Yakub bergulat dengan Allah di tempat yang
bernama Betel. Israel berarti menang bergulat melawan Allah. Sedangkan bangsa
Israel yang zaman kini, adalah keturunan dari sisa-sisa bangsa Israel yang
masih bertahan di zaman pembuangan di negeri Babel (Kerajaan Media-Persia].
Kembali
ke Passover, di mana oleh Nabi Musa, sekitat 2 juta umat Israel dibawa
keluar dari Tanah Mesir, dan kejadian Passover sendiri dimulai dengan
permintaan dari Allah untuk segenap umat Israel di daerah Goshen, menyapukan
darah dari anak domba sulung di abang atas da kedua tiang pintu rumah temp[at
tinggal mereka, dan segenap umat tsb pada malam sebelum keluar dari Mesir,
diharuskan makan dari anak domba yang darahnya dicurahkan tsb, beserta roti
tidak beragi, dan sikap makannya pun sambil berpakaian lengkap berjaga-jaga
dengan tongkat di tangan, seperti dikisahkan pada Kitab Keluaran (Exodus).
Demi
memperingati peristiwa itulah, maka sebelum kematian dan kebangkitan Kristus,
warga Yahudi dan penganut agama Yahudi, memperingati peristiwa tsb dengan
merayakan Passover setiap tahunnya. Inipun dilakukan Yesus Kristus
beberapa jam sebelum dibawa ke hadapan Mahkamah Agama. Yesus Kristus bersama
keduabelas muridNya makan perjamuan Paskah bersama, sebuah perjamuan terakhir
Kristus, di mana dalam perjamuan itu disediakan roti tidak beragi yang
dipecah-pecahkan sebagai lambang tubuh Kristus yang dipecahkan/disiksa, dan
anggur yang melambangkan darah Kristus yang dicurahkan.
Dari
perjamuan terakhir itulah, menjadi standar bagi umat Nasrani sejagad untuk
mengadakan Sakramen Perjamuan Kudus, di mana selalu tersedia roti tidak beragi
dan anggur, sesuai aturan gereja masing-masing. Namun hanya umat Nasrani yang
sebelumnya telah menerima Sakramen Baptisan Kudus, yang boleh ambil bagian
dalam Sakramen Perjamuan Kudus tersebut.
Perayaan
Paskah yang sekarang disebut Easter, identik dengan berbagai simbol dan tentunya
: komersialisasi. Tulisan ini tidak akan membahas sal sisi komersialisasi
Paskah, namun ingin mengajak kita untuk lebih mengenal beberapa simbol yang
sering diidentikkan dengan Paskah.
Anak
Domba
Jelaslah,
bukan Jumat Agung dan Paskah kalau tidak ada anak domba. Simbol anak domba ini
melambangkan Kristus sebagai Anak Domba Allah (Agnus Dei) yang
dikorbankan. Menurut beberapa catatan sejarah, di Eropa, sangat umum makanan
yang dibuat dari daging anak domba disajikan pada Minggu Paskah, termasuk menjadi
santapan Paskah bagi Paus, pemimpin tertinggi umat Katholik. Apakah masakan
dari anak domba disajikan secara utuh dipanggang atau dibuat menjadi masakan
daging yang berpotongan kecil-kecil, pokoknya untuk Minggu Paskah itu
masakannya istimewa, hidangan dari daging anak domba.
Ada
juga beberapa catatan yang menuliskan, adalah sebuah keberuntungan jika
seseorang tanpa direncanakan menjumpai anak domba. Katanya, ada tahayul yang
percayai hal, bahwa si Iblis dalam segenap kemampuannya berubah wujud menjadi
apapun, tidak pernah diperkenankan berubah wujud menjadi anak domba, karena
anak domba merupakan simbol religius dan hanya untuk melambangkan Yesus Kristus
Sang Mesias, Anak Allah. Benar tidaknya tahayul tsb, ya, walahualam. Yang
jelas kalau menyantap daging anak domba panggang pasti nikmat, lah, asal
tidak kebanyakan. Ingat asam uratnya…
Telur
Merupakan
simbol Paskah yang paling umum diingat orang-orang bahkan oleh para non
Nasrani. Sebenarnya tidak ada hubungan langsung antara kebangkitan Kristus dengan
telur, apapun asal telur itu, apakah dari ayam, dari bebek, dari burung unta
atau dari dinosaurus sekalipun, tapi karena di beberapa budaya kuno Eropa,
telur itu melambangkan kesuburan, dan kehidupan baru, ketika sesosok makhluk
yang baru, muncul mendobrak cangkang telur dan menjadi suatu individu yang
hidup. Kemdian ketika masa penyebaran ajaran Kristen, cangkang telur itu
lambang dari makam batu tempat tubuh Yesus Kristus dibaringkan setelah
diturunkan dari salib dan dikafani. Di hari kebangkitanNya, Kristus
keluar menyongsong kehidupan yang baru setelah sukses mengalahkan kuasa maut,
dilambangkan sebagai cangkang telur yang dipecahkan oleh individu baru.
Tidak
heran dalam beberapa tradisi gereja tertentu, ada pantangan menyantap telur
selama Masa Prapaskah. Kemudian dalam perkembangannya, atas alasan
praktis, telur dijadikan bingkisan tanda sukacita Paskah, karenanya kita
bisa temukan telur-telur hias dengan warna-warna cerah, berdoa memohon berkat
atas telur-telur hias tsb sebelum akhirnya dijadikan santapan Paskah. Kemudian
berkembang lagi menjadi permainan ketika anak-anak berlomba untuk menemukan
sebanyak-banyaknya telur-telur hias yang sudah disembunyikan. Dipercaya,
semakin banyak telur yang diperoleh, semakin banyak pula berkat yang didapat si
anak. Tidak heran, acara menemukan telur Paskah menjadi suatu permainan yang
disukai anak-anak Sekolah Minggu.
Tradisi
telur Paskah untuk orang dewasa, ditemukan dalam catatan tradisi Irlandia,
ketika telur-telur Paskah diberikan sebagai hadiah Paskah. Jumlah telur yang
dihadiahkan ditentukan menurut pepatah kuno Irlandia : “Satu telur untuk pria
sejati; dua telur untuk pria terhormat; tiga telur untuk yang miskin; empat
telur untuk yang termiskin (pengemis).” Nah, kepada para Pembaca, maunya berapa
telur?
Kelinci
Sebenarnya
tidak ditemukan alasan pasti mengapa kelinci si hewan pengerat ini bisa
dihubungkan dengan Paskah menjadi Easter Bunny. Kelinci sebenarnya
menjadi lambang kesuburan dalam beberapa kebudayaan sebelum ajaran Kristen
berkembang. Perkara Si hewan ini dihubungkan dengan Paskah, kemungkinan diambil
dari satu kebudayaan di wilayah selatan Jerman yang mempercayai para kelinci
adalah hewan yang membawa telur-telur berwarna merah yang diletakkan sebelum
peringatan Kamis Putih, dan telur yang berwarna-warni pada malam Paskah.
Ada
juga yang mengaitkan daging kelinci yang termasuk kategori daging putih, dan
karena putihnya daging si kelinci, makanya kelinci dianggap sebagai hewan suci.
Tapi apapun alasannya, menyantap daging kelinci, entah disate, entah dipanggang
atau disup, ya, pasti enak, lah. Mungkin saja rasa nikmat menyantap daging
kelinci itu yang membawa sukacita.